Tuesday, April 7, 2009

Telaga Senja (5)


Get up
Step into the club this evening /Looking hot,got the fellas peepin /I can feel the beat in my veins /In style gonna get my drink on /The DJ just put my jam on /It time to step on the floor

I don’t want nobody to doubt /That this groove is what its all about /Its your chance to show what you got /Everybody up on the dance floor /If you ain’t come to party /You can hit the floor
(Chorus)
Get up,throw your hand up /If you feeling my groove /Turn the beat up /Get up,get your/groove on, /It ain’t hard to do just sing along /Get up,don’t be a hater /It’s for the ladies and /the pimped out playa’s /Get up,its party time

It’s time to turn the heat up /Call my girl so we can meet up /It’s gonna be an all nighter tonight /It’s got to shake from /the windows to wall /Everbody get kruncked lets have a ball /There ain’t no stopping us now

Hold my body tight, /Together we can dance all night /We’re gonna close it down / Party on until break of dawn.
============================
" Sonya, simpan kaulah sopan kau itu, kurang "m" saja dipersoalkan."
" Abang diiingatkan malah marah? Ihh..ketahuan banget orang batak!" ujarnya sambil beranjak dari kursinya.
=========================
“ Duduklah dulu, aku nggak marah. Kau marga apa..hah!?”
“Bang, tadi aku bilang jangan menyebut “kau" kepada teman bicara apalagi kepada perempuan.”
“ Oh..ya..ya.. Sonya marga apa.?”
“ Tak punya marga,” jawabnya seraya melepaskan tangannya, meninggalkanku.
Bir dan whisky silih berganti menelusiri kerongkongan. Aku semakin tak terkontrol hingga aku terkantuk-kantuk di kursi, sendirian. Menjelang akhir “hiruk pikuk”, Sonya kembali mendatangiku krtia melihatku masih tetap duduk , hampir tertidur..

“ Bang, bar sudah mau tutup. Ayo, aku antar pulang.”
“ Bah! Memang kau tahu rumahku, dimana hah? Aku sajapun tak tahu dimana aku tinggal.”
“ Ayo, abang sebelum security datang, abang sudah mabuk berat, ”ujarnya sambil menuntunku keluar.
“ Magda! Peluk aku sayang .?”
“ Bang, aku bukan Magda, aku Sonya. Abang punya pacar namanya Magda?”

Koq Sonya tahu ?”
“ Ah..abang ngaco. Baru saja abang panggil Magda.”
“ Oh..iya, tapi kami sudah cerai. Sonya tolong antarkan aku ke rumahnya,” ujarku sambil menyerahkan kunci.
“ Bang, dimana rumah Magda.!?”
“ Di Menteng, dekat dari sini kok. Kita naik beca saja.”
“ Menteng mana bang.? “
“ Mencirim Tengah.”

Halah..abang ngaco lagi.!”
“ Iya sudah, bawa kemana saja.”
“ Abang tinggal dirumah Rina, bukan.!?”
“ Iya..iya aku tinggal disana. Tetapi aku lupa alamatnya.”

“ Aku tahu, mau aku antar kerumah.”
“ Darimana kamu tahu alamatku. Pulanglah, aku mau menelephon Magda.”
“ Telephon dari rumahku saja bang.”
“ Nggaklah, nanti kau..eh kamu dengar percakapanku dengan dia. Sonya, tolonglah antar aku ke kamar.”

Sonya beberapa kali hampir jatuh menahan tubuhku yang sempoyongan, sementara mulutku terus mengoceh. Aku berulang-ulang memanggil nama Rina dan memakinya, “Hei Riiiinaaaa kuntil anak, kembalikan uangku, penipu kau.!”
” Rina menipu abang?” Kapan?” tanya Sonya.
“Iya ! Tadi siang dia memperdayaiku. Sonya tolong telepon Rina, minta semua uangku.” ujarku sambil menyerahkan sepotong kertas.
“ Bang ! Ini bukan nomor telephon Rina, ini foto perempuan. Foto Magda iya.!?”

“ Oh..iya mirip Magda”
“ Nggak tahu. Aku belum pernah kenal dia,” ujarnya.
“ Sonya, ini nomor telephonnya Rina, tolonglah telephon dia, minytakan semua uangku.!”
“ Ini telephon Ria, bukan Rina.!”
Karena ucapanku semakin tak karuan, Sonya membawaku ke kamar mandi. Dia membasahi kepalaku dan melap setengah badanku dengan handuk.

“ Bang aku pulang iya, besok pagi aku jemput,” ujarnya setelah merebahkanku ke tempat tidur.
‘Sonya, tunggu dulu. Bantu aku memutar nomor ini, mataku kabur.”
Sonya menolak karena waktu sudah menjelang pagi. Tetapi setelah melihat aku beberapa kali gagal memutar telephon akhirnya Sonya mau membantuku. Sonya memberikan gagang telephon kepadaku, setelah sebelumnya dia mengaku kepada Magda; “Ini operator, Tan Zung mau bicara.”

Sonya merebahkan tubuhnya ditempat tidur, sementara aku bicara dengan Magdalena. Magda mulai merasakan ada yang tak beres, kadangkala aku bicara tak nyambung karena pengaruh minuman, multku bicara pelo.
“ Zung, kau dimana? Dengan siapa? Abang teler Iya.?”
“ Aku dirumah. Magda, aku rindu.!”
“ Nggak ! Abang bohong, abang lagi mabuk. Tan Zung dengan siapa?” tanyanya dengan suara histeris.
“ Aku bersama adik, dirumah.”
“ Di rumah ? Kenapa pakai operator? tanyanya masih dengan suara marah dan terisak.(Bersambung)

Los Angeles. April 2009

Tan Zung
Magdalena & Dosenku “Pacarku “: http://tanzung.blogspot.com/