Saturday, April 18, 2009

Telaga Senja (13)





http://www.youtube.com/watch?v=p_Tf2lQvDz0

Meat Loaf - Two Out Of Three Ain’t Bad
Baby we can talk all night/But that aint getting us nowhere/I told you everything I possibly can
Theres nothing left inside of here/And maybe you can cry all night/But thatll never change the way that I feel/The snow is really piling up outside/I wish you wouldnt make me leave here

I poured it on and I poured it out/I tried to show you just how much I care/Im tired of words and Im too hoarse to shout/But youve been cold to me so long/Im crying icicles instead of tears

And all I can do is keep on telling you/I want you/I need you/But — there aint no way Im ever gonna love you/Now dont be sad/cause two out of three aint bad/Now dont be sad/cause two out of three aint bad

Youll never find your gold on a sandy beach/Youll never drill for oil on a city street/I know youre looking for a ruby in a mountain of rocks/But there aint no coupe de ville hiding at the bottom of a cracker jack box

I cant lie/I cant tell you that Im something Im not/No matter how I try/Ill never be able/ To give you something/Something that I just havent got

Theres only one girl that I will ever love/And that was so many years ago/And though I know Ill never get her out of my heart/She never loved me back/Ooh I know/I remember how she left me on a stormy night/She kissed me and got out of our bed/And though I pleaded and I begged her not to walk out that door/She packed her bags and turned right away .....


===============
Aku tidak manusia sempurna, satu saat kelak ada perselisihan dengan om kamu, hubungan persahabantan kita akan terganggu. “
“ Halah itu hanya alasan mas saja.” ujarnya. http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/
===============

HARI pertama bekerja, aku segera menghubungi Magdalena, tetapi dia segera menutup telephon setelah mendengar suaraku. Magda tak pernah mau bicara lagi setelah aku bertelephon saat teler berat. Aku juga menelephon Susan. Dia kecewa setelah mengetahui jumlah gaji yang aku sepakati dengan perusahaan.
” Zung, kamu pulang saja, lebih baik kamu jadi asistenku. Aku beri duakali lipat dari yang akan kamu terima,” katanya.
“ Susan, ini hanya sementara saja. Nanti kalau surat-suratku sudah lengkap dan ijazahku telah dilegalisir aku akan bekerja di perusahaan lain. Bossnya sudah janji,” ujarku mengakhiri percakapan kami ditelephon.

***
Dua minggu setelah bekerja, aku putuskan pindah dari rumah Rina. Rima pacar adikku Lam Hot tidak mengijinkan adikku ikut pindah bersamaku.
“ Zung, apa yang kurang sih dengan kami ? Kenapa mas harus pindah?” tanya Rina kecewa.
“ Nggak ada yang kurang. Aku juga menikmati kebaikan serta keramahan seisi rumah ini. Rin,aku sudah terbiasa hidup sendiri sejak aku merantau pada usia lima belas tahun. Rin, nanti setiap akhir pekan berkunjung, jika kamu nggak keberatan.”

“ Benar ? Mas nggak bohong? Tapi mas, boleh aku tahu, apa alasannya harus pindah dari rumah. Karena aku rewel? Rumah kami tidak pantas untuk mas karena kurang mewah?"
“ Neng manis,! Kemewahan itu bukan ukuran kita betah diam didalamnya. Istana dindingnya berlapis emas, bertahtakan berlian sekalipun tidak lebih berharga dari sebuah gubuk bila didalamnya ada kerendahan hati bertahtahkan kebeningan jiwa. ”
“ Mas! Kenapa penilaianmu sejauh itu? Pernahkah aku atau keluargaku berperilaku seperti pemilik istana? Mas! Peran apa yang kurang aku lakukan, sebagai teman, selama mas diam di rumah ini? Jujurlah!”

“ Mulutku telah bertutur jujur. Hanya saja Rina kurang faham makna ucapanku. Rina! Aku tidak menganalogikannya dengan keluargamu. Aku hanya menjawab pertanyaan dan pernyaataanmu seolah-olah aku pindah karena ada kekurangan ditengah keluargamu. Tidak!. Bagiku kebaikanmu dan keluarga melebihi dari apa yang aku harapkan. Rin, seperti aku katakan sebelumnya; Aku telah merantau dan hidup jauh dari orangtuaku sejak berusia15 tahun. Aku lebih dari cukup mengecap asam garam; Tinggal dalam keluarga dengan latar belakang agama dan budaya yang berbeda.”

“ Aku hanya khawatir, mas pindah karena tidak betah akibat pemberlakuan keluargaku.”
“ Tidak! bagiku perilakumu dan keluarga mendekati sempurna. Dan itulah sebabnya adikku Lam Hot betah dirumah ini, bukan!?”
Halah, mas pura-pura nggak tahu. Adik Lam Hot khan pacaran dengan adikku Rima.!”
“ ..dan itukah sebabnya Rina menahanku dirumah ini supaya....”
“ Mas! Aku nggak berpikir sejauh itu, enak saja,”potongnya sebelum aku mengakhiri ucapanku.

“ Rin.! Supaya apa dan sejauh apa? Kenapa Rina menyelahku sebelum aku habis bicara?”
“ Maksud mas, supaya apa?”
“ Menjagai adikku Lam Hot,” jawabku tengil.
“ Untuk apa mas menjagainya? Dia cukup dewasa untuk menjaga dirinya.”
“ Dia dewasa dalam usia, tetapi belum dalam hal asmara. Aku khawatir dia kebablasan, karena sikap seisi rumah ini terlalu memanjakan keduanya.”

“ Kami tak pernah memanjakan Lam Hot. Memang kami senang perangai adikmu.”
“ Adikku Rin? Oh..iya, dia belum menjadi adikmu.”
“ Mas! Kenapa sih sejak kemarin dulu bicaranya seperti seniman.?”
“ Akh..Rin, sungguh! Penilaianmu terlalu jauh. Jangan sampai didengar orang, nanti aku diketawain. Sikapku mungkin seperti orang putus asa. Sudahlah! Sebut saja aku pemulung kata.”
“ Nah..khan!?”

“ Iya, Itu lebih terhormat untukku, sebab aku tak mengerti apa seniman atau entah apalah itu nama yang berkaitan dengannya. Rin, ketika aku dulu di sekolah menengah, kepalaku menjadi sasaran kepalan tangan guru bahasa, karena tak pernah peduli dengan pekerjaan rumah. Apalagi bila guru menugaskan menulis puisi atau mengumpulkan puisi dari koran atau majalah, phuihhh aku muak.”
“ Mas, Sudah!. Koq omongannya ngelantur.”
“ Iya Rin, begitulah pemulung!”

Los Angeles. April 2009

Tan Zung
Magdalena & Dosenku “Pacarku “:
http://tanzung.blogspot.com/