Friday, April 24, 2009

Telaga Senja (21)

http://www.youtube.com/watch?v=O-IEI3Io680

All the impossible, I wanna do./I wanna hold you close under the rain.
I wanna kiss your smile and feel your pain./I know what's beautiful, looking at you.
Here in a world of lies, you are the truth.

*) And baby
Everytime you touch me, I become a hero ./I'll make you safe no matter where you are
And bring you anything you ask for, nothing is above me,/ I'm shining like a candle in the dark
When you tell me that you love me.
I wanna make you see just what I was,/Show you the loneliness and what it does.
You walked into my life to stop my tears/Everything's easy now, I have you here.
*)
In a world without you,/I would always hunger,/All I need is your love to make me stronger.
*)

=============
Aku segera meninggalkan rumah Wiro setelah selesai berbicara tentang rencana pernikahan dengan Rina. Rina keheranan melihat perubahan wajahku usai berbicara dengan om Wiro.
“ Ada apa mas, kok wajahnya murung ? Mas sakit?”
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

“ Nggak, om Wiro dan Mario yang sakit. Sakit jiwa,” jawabku kesal.
“ Kenapa dengan mereka. ?”
“ Nanti Rina tahu sendiri. Keluarga Wiro telah mempersiapkan pernikahan kita.”
“ Pernikahan kita? Gila! Maksudmu, mas mau menikahiku?”
“ Itu maunya mereka.”

“ Mas, bawa aku keluar dari rumah setan ini, sebelum aku mati berdiri, tolong aku mas,” bujuknya.
“ Malam ini kamu tinggal disini, bicara baik-baik dengan om Wiro, jangan terpancing emosi. Ingat, meski kamu keponakannya, tetap saja kamu sebagai tamu. Aku akan tanya ibu kostku dulu, mana tahu masih ada kamar kosong, “ ujarku.

Rina bersikeras mau keluar bersamaku. Dia tetap menolak kutinggal meski sudah kubujuk: ” Kamu masih terlalu letih, jaga kesehatanmu.”
“ Nggak. Mas jangan tinggalkan aku sendiri. Aku mau ikut.!”

Aku mengalah, terpaksa membatalkan niat berkunjung kerumah Magdalena setelah Rina ngotot ikut bersamaku. Rina tampak senang ketika aku menujuk kearah rumah Magdalena yang kami lalui. “ Mas, kenalin aku pada mbak Magdalena iya.”

“ Nanti dulu, setelah aku ketemu dia. Orangnya cemburuan.”
“ Lho, katanya sudah putus, kok masih cemburuan.”?
“ Aku juga nggak tahu kenapa, tapi itulah misteri cinta.”
“ Jadi kalian masih saling mencintai?”
“ Antara iya dan tidak, maka aku katakan perjalanan kisah kami bagai suatu misteri.”
***
“ Rin, tempat ini menyimpan sejuta kenangan jalannya kisahkasihku dengan Madalena selama lima tahun,” ujarku ketika kami tiba di restaurant dibilangan Kp.Keling.
“ Kini giliran mas mengukir kenangan pahit!?”
“ Maksudmu.?”
“ Mas dibebani tanggungjawab besar, menikahiku.!” gelaknya.

“ Sudah siapkan namanya kalau nanti anak itu lahir.?”
“ Belum. Wong belum tahu laki atau perempuan.”
“ Kita janjian Rin. Kalau perempuan kamu yang memberi namanya, laki aku yang beri nama.!”
“ Mas sudah siapkan namanya?”
“ Sudah sejak dari Jakarta. Namanya “ Runduthian”, panggilannya Thian, bagus iya.!?"
“ Artinya apa.?”
“ Complicated. Berasal dari bahasa sansekerta.”
“ Mas bohong. Nggak ada Runduthian dalam bahasa sangsekerta,” balasnya. Dia nggak yakin karena melihatku tertawa.
“ Iya wis, Rina mau makan apa? Atau aku pesan makanan sesuai dengan kebiasaanku dulu dengan Magda.!? tanyaku..

“ Lho, masya aku harus makan sesuai selera mbak Magda ? Aku mau sate Betawi.”
“ Ngga ada sate Betawi. Ada sate buaya; buaya darat, laut dan udara.!”
“ Buaya udara yang bagaimana toh mas.!?
“ Buaya ajaib !. Ayo buruan aku lapar, elu pesan apaan?”

“ Kalau nggak ada sate Betawi, aku mau sate Medan atau sate Bataklah.”
“ Halah kamu nyariin yang ggak ada.”
“ Iya sudah, terserah mas.!”
“ Saksang mau?”
“ Mau! Saksang itu apa sih mas? Arsik aku tahu.”
“ Makanya jangan asal mau dicekokin.!”
“ Jelasin dulu dong baru marah!. Aku kan percaya saja kepada mas.”
***
“ Rina. Kenapa kamu nekat meninggalkan rumah, tanpa memberitahukan kepada keluarga. Tahu nggak lu, papi dan mamimu jatuh pingsan, mereka khawatir kamu bunuh diri. Aku juga diancam oleh Kurnadi om mu yang militer itu.”

“ Papi -mami jatuh pingsan? Wong mereka sendiri yang mengusirku. Mengapa om Kurnadi ikut campur.?”
“ Karena mereka yakin, janin dalam rahim itu adalah benihku, setelah membaca catatan harianmu,” ujarku seraya menyerahkan bukunya.

“ Oh iya Allah, jadi mas sudah baca catatan harianku ini. ?”
Rina tersipu malu setelah aku menunjukkan catatannya tanggal 15 Februari itu.
“ Mas ikut jadi korban iya? Mas ketakutan karena diancam?”

“ Tak ada seorangpun aku takuti didunia ini selama aku tidak melakukan kesalahan. Aku hanya kesal denganmu, kenapa kamu senekat itu. Aku tak ingin Rina mencelakakan dirimu dan kandunganmu. Aku tahu derita batinmu, apalagi setelah papi dan mami mengusirmu dari rumah. Kenapa Rina tidak memberitahukan aku kalau mau minggat?”

“ Kenapa aku harus memberitahukan kepadamu.?”
“ Aku kan jadi ikut repot cariin kamu.”
“ Bagaimana Mas tahu aku ke Medan?”
“ Aku tahu dari Rihat.” (Bersambung)

Los Angeles, April 2009
Tan Zung
Magdalena & Dosenku “Pacarku “: http://tanzung.blogspot.com/